QUR'ANIC STUDIES HADITH STUDIES GENERAL KNOWLEDGE
ISLAMIC NEWS GENERAL NEWS SCHOLARSHIP NEWS
HAPPY STORY SAD STORY CERPEN
MY PROFILE MY VILLAGE YOGYAKARTA
> cellspacing="0" width="
600" style="border-collapse:collapse" cellpadding="" height="28">

bgcolor="#73A4E7" onclick="javascript:location.href='http://ISI URL WEB ATAU BLOG.com/'" align="center">Halaman Depan
bgcolor="#73A4E7" onclick="javascript:location.href='http://blogputra.com/'" align="center">
Siapa Putra ?

Hacking
bgcolor="#73A4E7" onclick="javascript:location.href='http://blogputra.com/'" align="center">
Blogging
komputer
bgcolor="#73A4E7" onclick="javascript:location.href='http://blogputra.com/'" align="center">
Seputar Internet

Selasa, 05 Mei 2009

PesanQ............

Pada dasarnya segala sesuatu pasti memiliki aspek positif dan aspek negatif. Sisi positif diperoleh lewat adanya suatu asas manfaat dari apa yang ada. Sementara asas negatif didapatkan melalui dampak buruk yang diciptakannya. Semisal peristiwa naiknya harga BBM (Bahan Bakar Minyak). Di satu segi ia melahirkan aspek positif, yakni sebagai sarana penyelamat keuangan negara. Namun, di aspek lainnya ia seolah menjadi sumber kemelaratan rakyat. Keduanya berkolaborasi dalam keputusan yang dibuat oleh pemerintah.

Hal itu tentunya bisa diaplikasikan pula pada sebuah kota yang bergelar “Kota Pelajar”, Yogyakarta. Sebenarnya Yogyakarta memiliki berbagai macam syarat yang diperlukan manusia untuk mengembangkan intelektualnya. Baik intelektual dalam ranah keilmuan saintifik maupun keilmuan dalam bidang keagamaan. Keduanya tersedia dalam sebuah kota yang terkenal dengan sebutan “Kota Budaya” tersebut. Lebih dari seratus perguruan tinggi bertebaran di kota dengan wisata menakjubkan itu.

Dalam segi keilmuan saintifik umpama, UGM (Universitas Gajah Mada) menjadi salah satu opsi terdepan. Dari sinilah muncul ilmuan-ilmuan dan intelektual-intelektual handal yang siap merubah dunia. Selain itu banyak universitas-universitas lain yang menawarkan hal serupa. Dari UNY (Universitas Negeri Yogyakarta) sampai UTY (Universitas Teknologi Yogyakarta) semuanya menyediakan syarat pengembangan intelektual tersebut. Kampus-kampus tersebut hanya sebagian kecil kedahsyatan ilmu kota Yogyakarta.

Sementara dari kampus yang menawarkan sisi religius terdapat UIN Sunan Kalijaga, UII (Universitas Islam Indonesia), dan kampus-kampus Islam lainnya. Mereka dipercaya sebagai ujung tombak peradaban Islam di masa yang akan datang. Dari situ diharapkan muncul pemimpin-pemimpin berintelektual islami serta berwawasan global yang sanggup menjadi pioner utama tegaknya agama Islam di masyarakat.

Pondok pesantren juga bertebaran di kota Yogyakarta. Pondok-pondok tersebut tersebut didirikan guna menjadi wadah untuk mencetak ulama-ulama yang siap memimpin masyarakat. Semisal Pondok Pesantren Ali Maksum yang telah melahirkan banyak ulama-ulama handal seperti KH. Abdurahman Wahib, Farid Masdar Mas’udi, dan lain-lain. Semuanya menjadi bukti kapasitas pondok pesantren sebagai salah satu basis keislaman.

Namun, pada salah satu sisi yang lain kota gudeg banyak juga menawarkan berbagai aspek negatif, seperti Prostitusi, minuman keras sampai seks bebas. Semuanya tercakup dalam kota yang terkenal dengan candi prambanannya tersebut. Hal itu tentunya tidak mengherankan sehingga Iib Widiyanto, salah satu peneliti dari UII menyebutkan 96 % mahasiswi Yogyakarta tidak perawan lagi. Namun, validitas data tersebut juga masih menuai pro-kontra. Ada yang mengiyakannya, tetapi banyak pula yang tidak percaya dan menanyakan sampel yang dipakai sudah secara komprehensif atau belum, tetapi lepas dari itu semua kota Yogyakarta memang menjadi kota kebebasan bagi sebagian orang. Kebebasan yang kadangkala disalahgunakan untuk melakukan berbagai hal negatif.

Dari itu semua sebenarnya berpulang pada diri kita sendiri bagaimana beradaptasi dengan lingkungan baru seperti Yogyakarta. Mahasiswa haruslah bisa menjaga diri dari perbuatan yang dilarang walaupun jauh dari orang tua. Kesadaran diri (self awarness) juga diperlukan untuk mendapatkan cita-cita yang diidam-idamkan, serta tak lupa niat yang baik selalu harus tertanam dalam diri setiap mahasiswa. Sehingga akan muncul kader-kader yang memperjuangkan nasib bangsa di masa mendatang dan bukan malah mencetak manusia-manusia yang hanya menjadi sampah masyarakat.

Tampaknya problematika seperti itu tidak hanya menerpa kota Yogyakarta saja, tetapi kebanyakan kota-kota besar juga mempunyai hal serupa. Oleh sebab itu, Niat al-Sholihah memang diperlukan bagi kullu thālib yang mencari ilmu. Sehingga dari niat baik tersebut akan muncul pertolongan Allah beserta kemudahan-kemudahan yang diberikannya. Nabi Muhammad bersabda dalam sebuah hadis masyhur ghoir istilāhy yang shahih dari Umar “Innamā al-A’malu bi an-Niyāt wa innamā likuli imriin mā nawā, faman kānat hijratuhū ila Allāhi wa Rasulihī fahijrotuhū ila Allāhi wa Rasulihī wa man kānat hijratuhū lidunyā yushibuhā aw imra’atin yatazawwajuhā fa hijratuhū ilā mā hājara ilaihi” (Muttafaq ‘Alaih). Artinya “Sesungguhnya perbuatan itu harus disertai niat dan sesungguhnya pada setiap individu memiliki niat yang dia niatkan, maka barangsiapa hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya maka hijrahnya pada Allah Allah dan Rasul-Nya dan barang siapa yang hijrahnya karena dunia maka ia akan mendapatkannya atau perempuan maka ia akan menikahinya. Oleh sebab itu, hijrah seseorang tergantung pada niat yang dimilikinya”.

Dari sabda Rasulullah bisa ditarik kesimpulan bahwa niat menempati porsi yang urgen dalam aktifitas manusia. Semua perbuatan kalau bisa diniati karena mencari ridho Allah, apalagi mencari ilmu yang merupakan kewajiban kita, maka wajib bagi kita memberikan niat yang baik atas hal tersebut. Sehingga bisa memperoleh manfaat fi al-Dīni wa al-Dunyā wa al-Ăkhirat. Amin....... Wallāhu a’lam bi al-şawāb

Pasang Kode Iklan sobat yg berukuran 120 x 600 disini!
Original From : http://m-wali.blogspot.com/2011/12/cara-pasang-iklan-di-samping-kiri-blog.html#ixzz1eavJZnQj